@Hama dan penyakit Mawar
Siapa yg tidak kenal bunga mawar, bunga cantik beraneka warna yg menawarkan keindahan yg beroma lembut, dengan nilai ekonomis yang juga menggoda. Sebagai komoditas yg bernilai tentu mutu dan kwalitas adalah hal yg harus dijaga agar keindahan juga nilai ekonomisnya semakin bermakna.
Tapi
kadang bunga ini tidak tumbuh dan cantik seperti yang diharapkan,
sedih pastinya., dan itu adalah sebagian cerita dari perjalanan di
rumah bungaku yg harus aku lewati dan pahami ♥
♥♥Tak perlu bersedih karena semua ada solusi dan cara untuk mengatasinya, karena seperti halnya manusia, tanaman pun bisa sakit, bahkan jika kita biarkan
tanaman mawar kita bisa mati, oleh karena itu pengendalian hama terpadu
untuk tanaman ini sangatlah diperlukan.
Berikut aku share, jenis-jenis hama tanaman mawar dan pengendaliannya yg aku baca dan adapted dari Hama dan penyakit : www.jikatrimitra.com/..., hal ini bagiku sangat bermanfaat dan sangat membantu aku sebagai pemula dalam menjaga dan memelihara tanaman mawarku, agar dapat tetap hidup, tumbuh dan indah berbunga dan bermakna.
@Hama
dan penyakit Mawar:
Hama
dan penyakit merupakan salah satu kendala dalam budidaya mawar bunga potong
baik di dalam rumah lindung maupun di tempat terbuka. Beberapa jenis hama dan
penyakit dapat menyerang akar, batang, daun dan bunga tanaman mawar dan menyebakan
kerusakan mulai dari yang ringan sampai berat yang mengakibatkan bunga tidak
layak panen atau jual. Padahal tuntutan konsumen akan kualitas bunga sangat
tinggi, karena mawar bunga potong dinilai dari estetikanya.
1.Kutu daun atau aphid :
Kutu
daun merupakan salah satu hama penting pada tanaman mawar. Ukuran tubuh dewasa
2 – 5 mm, warna hijau. Siklus hidup 13,2 hari, lama hidup 21 hari dgn
melahirkan 19 nimfa.
Hidup berkelompok pada daun muda atau tangkai atau kuncup
bunga dan bila populasi tinggi sayap terbentuk dan pindah ke tanaman lain. Hama
tersebut merusak tanaman dengan cara mengisap cairan sel pada pucuk, daun muda
dan kuncup bunga.
Akibatnya bentuk dan perkembangan bagian yang terserang
menjadi abnormal. Selain itu hama ini sangat rakus mengisap cairan tanaman dan
cairan tersebut banyak dibuang sebagai kotoran melalui lubang dubur. Cairan
tersebut merupakan media yang baik bagi pertumbuhan jamur embun jelaga hitam.
Embun jelaga akan tumbuh dengan cepat dan menutupi permukaan daun sehingga fotosintesa
terganggu dan pada akhirnya akan berakibat buruk terhadap pertumbuhan tanaman.
Selain itu, hama aphid juga berperan sebagai vektor atau pembawa penyakit virus
mosaik. Untuk mengendalikan hama tersebut dapat digunakan insektisida berbahan
aktif deltametrin, klorfirfos.
2. Thrips :
Hama
thrips dewasa memiliki ukuran tubuh lebih kurang 1 mm dan berkembang biak
dengan cara bertelur. Hama tersebut menyerang bunga, tunas daun dan ranting sejak
stadia nimfa sampai dewasa. Bila bagian bunga diserang pada saat masih kuncup
dan bagian tepi petal dimakan, maka akan menyebakan petal bunga menjadi warna
coklat dan pada saat mekar akan berubah bentuk.
Setelah
bunga mulai membuka atau mekar, thrips akan berpindah ke bagian dalam bunga dan
berkembang biak dengan cepat. Akibatnya kerusakan bunga akan menjadi lebih
berat dan parah. Gejala serangan pada daun ditunjukkan dengan bentuk daun yang
berubah menjadi keriput, ukuran mengecil dan tepinya menggulung ke bawah.
Sebagai
tindakan pencegahan dapat dilakukan dengan cara membuang bunga-bunga yang tidak
layak panen. Pengendalian secara kimiawi dapat menggunakan insektisida berbahan
aktif deltametrin, klorfirifos, asefat dll.
3.Kutu perisai atau kutu dompolan :
Kutu
dompolan memiliki tubuh berwarna putih dengan bintik hitam pada bagian tengah.
Hidup begerombol di pangkal batang, batang utama, dan ranting-ranting.
Berkembang biak dengan cara bertelur.
Hama ini menyerang sejak lahir (nimfa
muda) sampai dewasa dengan cara mengisap cairan tanaman dengan stiletnya yang
menyerupai selang kecil yang ditusukkan ke dalam kulit batang. Pada serangan
berat mengakibatkan pertumbuhan dan pembentukan tunas baru terhambat, akhirnya
tunas baru akan merana, mengering dan mati.
Hama
ini umumnya terbawa oleh batang bawah dari bibit yang ditanam. Oleh karena itu,
sebagai pencegahan awal bibit yang akan digunakan harus bebas dari hama
tersebut atau paling tidak dibersihkan dari hama tersebut sebelum ditanam.
Untuk mencegah agar hama tersebut berkembang, maka sebaiknya dilakukan
monitoring secara rutin.
Bila
serangan sudah ditemukan, maka langsung dibersihkan dengan sikat gigi yang
mengandung cairan detergen dan insektisida. Bila serangan sudah lanjut, bagian
tanaman yang terserang terlebih dahulu dibersihkan dengan sikat gigi yang
mengandung cairan detergen yang mengandung pelembut (softtener), insektisida
dan sedikit oli mesin. Setelah bersih baru disemprot dengan insektisida secara
rutin
4.Tungau (Mite)
Tungau merupakan salah satu hama penting pada budidaya mawar bunga
potong di rumah lindung. Ukuran tubuhnya kurang dari 1 mm dan berwarna
kemerahan. Hama tersebut menyerang tanaman sejak menetas sampai dewasa. Gejala
serangan hama tersebut ditandai bercak-bercak kecil berwarna kuning kecoklatan
dan adanya jalinan benang-benang halus menyerupai benang sarang labah-labah.
Serangan hama tersebut menyebabkan daun berwarna kuning keperak-perakan, tidak
berkemabang normal, mengering dan akhirnya gugur.
Populasi hama akan berkembang cepat pada musim kemarau, kondisi
rumah lindung kurang lembab dan tanaman kurang penyiraman. Serangan hama
tersebut dapat dicegah dengan penyiraman secara rutin setiap hari. Siraman air
akan menyebabkan hama tersebut jatuh ke tanah dan populasi hama pada tanaman
akan berkurang, Untuk mengendalikan hama tersebut dapat digunakan insektisida
berbahan aktif piridaben, dikofol, propargit dll.
5.Penyakit bercak hitam
(cendawan Diplocarpon rosae) :
Penyakit
ini merupakan salah satu penyakit penting pada tanaman mawar. Serangan hama
mencapai puncaknya pada musim penghujan terutama pada tanaman mawar yang
dibudidayakan di tempat terbuka.
Gejala serangan penyakit ini ditandai oleh
adanya bercak-bercak hitam pada permukaan atas daun & ranting muda. Infeksi
yang berat mengakibatkan daun rontok.
Penyebaran penyakit melalui percikan air
dari satu daun ke daun lainnya baik dalam satu tanaman maupun dengan tanaman
lain. Pengendalian hama dapat dilakukan dengan penyemprotan fungisida berbahan
aktif mankozeb, propineb, tembaga oksi sulfat.
6.Embun Tepung (cendawan Spaerotheca
pannosa) :
Penyakit
embun tepung merupakan masalah utama dalam budidaya mawar di dalam rumah
lindung. Penyakit tersebut akan berkembang cepat pada kondisi lingkungan yang
lembab. Penyakit tersebut terutama menyerang bagian daun, tetapi pada serangan
berat juga ditemukan pada ranting dan bunga.
Gejala
serangan ditandai adanya lapisan menyerupai tepung pada bagian tanaman yang
terserang. Serangan penyakit tersebut menyebabkan pertumbuhan tanaman
terhambat. Untuk mengendalikan penyakit tersebut dapat digunakan fungisida
dengan bahan aktif mankozeb, propineb, tembaga oksi sulfat dll.
7.Penyakit kanker (tumor)
Penyebabnya
adalah bakteri Agrobacterium tumefaciens. Penyakit ini menyerang bagian akar,
batang dan cabang. Warnanya coklat sampai coklat kehitaman, berbentuk agak
membulat dan mengeras. Tumor muda biasanya lembut dan menyerupai busa dan
setelah tua tumor akan mengeras, kaku dan berkayu. Patogen penyebab tumor masuk
ke tanaman melalui luka yang disebabkan oleh hembusan angin, pemangkasan dan
pemindahan tanaman.
Tanaman
yang terserang oleh tumor akan kerdil, menghasilkan daun yang lebih kecil dan
klorotik serta lebih peka terhadap stres lingkungan. Pada serangan berat
menyebabkan tanaman mati. Bakteri tersebut dapat bertahan dan hidup dalam tanah
lebih dari 10 tahun, sehingga jika menemukan tanaman terserang harus segera
dibongkar dan dimusnahkan dengan cara dibakar. Penyakit tersebut dapat menyebar
melalui tanah, air dan alat yang telah terinfeksi
8. Virus mosaik :
Virus
mosaik merupakan salah satu jenis penyakit yang ditemukan pada tanaman mawar.
Gejala mosaik serangannya ditandai oleh garis/bercak tak beraturan berwarna
lebih terang dari warna dasar daun. Penyakit tersebut bersifat sistemik dan
menyebabkan daun menjadi abnormal maupun ukuran dan bentuknya. Di samping itu
pertumbuhan tanaman menjadi terhambat.
Penularan
melalui perbanyakan stek batang bawah dan mata tempel yg telah terinfeksi
virus. Untuk mencegah serangan penyakit tersebut maka bibit yang digunakan
harus bebas virus. Oleh karena itu, riwayat asal bibit sebaiknya diketahui.
Apabila mennemukan tanaman dengan gejala seperti itu, maka tanaman tersebut
dibongkar dan kemudian dimusnahkan dengan cara dibakar.
Ref/ adapted from : www.jikatrimitra.com/...
keep learning by doing, semoga
bermanfaat...,
Hp@rumahbungaku-hama mawar